Jumat, 30 Mei 2014

Habiskan Rp 59 M, Terminal Mangkrak

Dibangun sejak 2009, Hamid Rusdi Tak Berfungsi
MALANG KOTA – Banyak proyek pembangunan di Kota Malang yang terkesan asal-asalan. Sehingga, bangunan yang sudah berdiri kokoh tersebut tak bisa difungsikan. Padahal, proyek tersebut menelan anggaran besar seperti Terminal Hamid Rusdi. Terminal ini dibangun dengan biaya Rp 59 miliar.


Terminal yang berada di Jalan Mayjen Sungkono, Kecamatan Kedungkandang tersebut sudah selesai dibangun pada 2009 lalu. Namun, hingga saat ini sama sekali tak berungsi. Sesuai perencanaan, pembangunan Terminal Hamid Rusdi diharapkan mengatasi dua permasalahan, yakni mengurai kemacetan di Pasar Induk Gadang (PIG) dan meramaikan Malang Timur.

Tapi berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Malang, terminal dengan gedung baru dan megah itu sepi aktivitas. Tidak terlihat pergerakan angkutan menaikkan maupun menurunkan penumpang. Hanya terlihat dua mikrolet mangkal. Itu pun tak ada penumpang.

terminalhamidrusdi-antonSelain Hamid Rusdi, terminal yang tidak berfungsi juga terlihat di Terminal Madyopuro. Saat Jawa Pos Radar Malang menyambangi terminal yang juga berada di Kedungkandang itu, juga tak terlihat mikrolet. Di kawasan tersebut juga hanya terlihat dua petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, yakni Kepala Sub UPT (Unit Pelaksana Teknis) Terminal Madyopuro Narko Effendi dan satu stafnya.

Sempat terdengar kabar, tidak fungsinya beberapa terminal lantaran pembangunannya tidak disertai perencanaan matang. Akibatnya, setelah terminal dibangun dan menelan biaya puluhan miliar, malah tidak berfungsi.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Malang Wahyu Setyanto mengatakan, dia tidak mengetahui perencanaan pembangunan Terminal Hamid Rusdi dan Madyopuro. Wahyu berdalih, dia baru menjabat kadishub beberapa bulan lalu.

Tapi dia membenarkan tidak maksimalnya fungsi Terminal Hamid Rusdi. Sebelum dia menjabat kadishub, katanya, institusinya sudah mengkaji. Bus maupun mikrolet enggan masuk area terminal lantaran akses menuju terminal tertutup pedagang kaki lima (PKL) di kawasan PIG. ”Aksesnya dipadati PKL. Bisa ramai ya menunggu pembangunan PIG selesai,” kata Wahyu.

Hal itu diperparah dengan sepinya penumpang di area terminal. Dari hasil pantauan Wahyu, ada beberapa mikrolet yang mangkal di terminal. Padahal, ada lima jalur yang melintasi terminal, yakni mikrolet  jurusan Gadang–Ngliyep (GN), Gadang–Pakisaji–Petungroto (GPP), Tumpang–Gadang (TG), Tlogowaru–Sarangan–Tasikmadu (TST), dan Gadang–Mergan–Landungsari (GML). ”Ada 10 hingga 15 unit mikrolet yang mangkal per hari. Tapi ya tidak ada penumpang,” terang dia.

Dishub sudah memberi keistimewaan mikrolet yang mangkal di terminal, yakni tidak memungut retribusi. Tapi tetap tidak banyak mikrolet bersedia masuk area Hamid Rusdi. Dishub juga sudah bersikap tegas dengan memaksa mikrolet masuk area terminal. ”Tapi ya tidak efektif, karena sepi. tidak ada penumpang yang mau turun di terminal,” lanjutnya.

Sedangkan disinggung mengenai tidak berfungsinya Terminal Madyopuro, Wahyu membantah. Wahyu mengklaim, Madyopuro berfungsi. ”Tapi karena mikrolet yang melintasi terminal sedikit, ya kelihatan sepi,” ucap Wahyu.

Untuk diketahui, hanya ada tiga mikrolet yang melintasi Terminal Madyopuro. Yakni jurusan Madyopuro–Karangbesuki (MK), Madyopuro–Tlogowaru (MT), dan Madyopuro–Mulyorejo (MM).

Wali Kota Malang Moch. Anton sudah menyiapkan strategi agar Terminal Hamid Rusdi berfungsi. Lantaran hasil pengkajian Anton menunjukkan sepinya terminal karena tidak ada penumpang yang naik maupun turun di terminal, Anton akan menyiasati agar banyak penumpang naik dan turun di terminal, sehingga Hamid Rusdi berfungsi kembali. ”Saya akan buat pasar di terminal Hamid Rusdi,” ujar Anton.
Mengenai barang yang akan dipasarkan, Anton belum menentukan. Prinsipnya, dia akan memasarkan barang-barang yang mampu mendatangkan pembeli dalam jumlah besar. ”Kami juga akan melengkapi sarana dan prasarananya,” ucapnya.

Dia yakin, langkah tersebut akan memfungsikan terminal. Aktivitas juga akan ramai, sehingga tanpa dipaksa pun, mikrolet maupun bus akan mangkal di area terminal. ”Secepatnya konsep penataan terminal kami terapkan,” katanya.

Mengenai lokasinya yang tidak strategis sehingga terminal sepi, anton beranggapan tidak ada masalah dengan penentuan lokasi pembangunan Terminal Hamid Rusdi. ”Yang penting itu bagaimana memfungsikan saja,” sambung dia. (dan/her/c1/fir)


sumber : http://radarmalang.co.id/habiskan-rp-59-m-terminal-mangkrak-5456.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar